Dalam perjalanan kali ini, awalnya kami berencana untuk
mengunjungi Galeri Cipta II dan Planetarium di TIM Cikini, Jakarta Pusat. Tujuan TIM kami pilih karena di sana, tepatnya
di Galeri Cipta II, sedang digelar pameran lukisan yang bertemakan tentang wayang.
Sedangkan Planetarium dijadikan destinasi karena ternyata banyak anggota kami
yang tertarik untuk pergi ke sana (bahkan ada yang belum pernah sama sekali ke
Planetarium). Akan tetapi, salah seorang teman yang juga merupakan anggota KW2
mengabarkan bahwa Planetarium pada tanggal tersebut akan ditutup sehingga kami terpaksa tidak bisa ke sana.
Nah, berikut ini adalah
liputan singkat mengenai perjalanan kami yang menggelora. Sila disimak :)
Kami saling berjanji
untuk bertemu di depan Galeri
Cipta II pukul 10.00 pagi pada hari Minggu tanggal 13
Oktober 2013. Pada pertemua kali ini, anggota komunitas yang ikut ternyata lebih banyak dari pertemuan sebelumnya. Anggota yang dapat hadir
saat itu adalah sang pembentuk komunitas Kakak Atha dan sohib pecinta monyetnya Yofi,
sastrawan Tyo, blogger kita Wening, Ashma
bukan Afika, pembuat onar Tiwi, ahli mecin Udin, pembantu umum
Iwan, putri keraton Ayu, dan terakhir adalah Mahfut sang pencerah yang datang menyusul.
Pameran Tunggal Lukisan Wayang (Galeri Cipta II, TIM)
Aktivitas pertama yang kami lakukan adalah melihat-lihat Galeri Cipta II yang di dalamnya terdapat pameran tunggal lukisan karya Bapak Agus Nuryanto. Lukisan-lukisan yang dibuat oleh Pak Agus dalam pameran tersebut terinspirasi dari kebudayaan wayang. Sebagian besar dari lukisannya diambil dari adegan-adegan dalam kisah pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Namun, ada juga lukisan yang diambil dengan tema bebas, namun objek yang digambarkan dalam lukisan tersebut tetap digambarkan dengan bentuk wayang.
Dalam perbincangan singkat kami dengan Pak Agus Nuryanto, beliau mengaku mencintai kesenian melukis karena melalui lukisan ia dapat lebih bebas berekspresi. Bersama dengan beliau, kami diajak untuk menginterpretasikan hasil lukisan-lukisan yang dipamerkan. Ketika ditanya mengapa beliau mengambil tema wayang, Pak Agus menjelaskan bahwa kisah-kisah pewayangan secara umum dapat dikaitkan dengan berbagai aspek dalam kehidupan ini. Beliau mengatakan kita bisa berbicara tentang apa saja dengan cerita wayang. Kita bisa berbicara banyak hal mulai dari masalah politik, budaya, agama, dsb. Kombinasi antara wayang dan seni lukis menurutnya dapat membebaskannya dalam mengangkat pemikiran dan pemahamannya tentang berbagai isu atau aspek yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
"Melalui cerita wayang, kita bisa mengangkat berbagai hal yang terjadi dalam keseharian kita. Melalui lukisan, saya bisa lebih bebas dalam menyampaikan." - Pak Agus Nuryanto
Makan Siang, Guyon, dan Proyek Perdana
Setelah selesai
menikmati lukisan indah bapak Agus Nuryanto, kami kemudian melaksanakan sholat
dzuhur. Setelah itu acara
dilanjutkan dengan berbincang santai di depan Gedung Teater Jakarta. Sekali
lagi kami saling memperkenalkan diri masing-masing karena ada beberapa dari kami yang
belum pernah berkenalan
secara langsung. Acara perkenalan berlangsung seru dimana kami harus
menyebutkan tujuh fakta (selain nama) mengenai diri kami, sambil menikmati takoyaki
yang dibuat khusus oleh Yofi dan Atha.
Kemudian, sambil bergerak pulang, kami mampir
ke warung makan untuk berbincang mengenai proyek selanjutnya setelah pembuatan
blog sambil
makan siang. Dalam proyek tersebut, kami memutuskan untuk membuat film pendek mengenai pendapat masyarakat terhadap wayang yang akan dikepalai oleh Iwan
dan dibantu Tiwi.
Hari sudah sore,
sudah saatnya kami semua pulang. Kami berpisah sebelum membuat janji untuk bertemu
lagi minggu depan untuk melaksanaan proyek perdana
kami.
It’s wonderful
starting new experiences, new friends, new activities, with the hope of
eternity.
- Pratiwi Wandansari -
No comments:
Post a Comment